Temanggung – Guna meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal baca tulis Al Quran, MIN 2 Temanggung menyelenggarakan pelatihan metode pembelajaran Yanbu’a selama dua hari yaitu pada Rabu dan Kamis (11-12/07).
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 37 peserta yaitu Guru dan karyawan MIN 2 Temanggung 22 orang dan Ustadz/ustadzah TPQ/TPA disekitar madrasah 15 orang.
Adapun tujuan kegiatan tersebut meningkatkan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional para guru MIN 2 Temanggung serta ustadz/ustadzah TPQ/TPA di sekitar madrasah dalam pembelajaran baca Tulis Al Qur'an dengan metodologi Yanbua, terwujudnya sinergitas pembelajaran Al Qur'an antara MIN 2 Temanggung dengan TPQ/TPA di sekitar Madrasah, terwujudnya lulusan MIN 2 Temanggung yang mampu membaca Al Qur'an yang baik dan benar serta dapat mengamalkannya. Itu disampaikan oleh Kepala MIN 2 Temanggung, Kasno, S.Pd.I pada saat pembukaan pelatihan metode pembelajaran Yanbu’a.
Selanjutnya Kasno menyampaikan metode Yanbu'a sendiri merupakan metode membaca dan menghafal Al-Qur’an yang dikembangkan oleh pondok pesantren tahfidzul quran Yanbu’ul Qur’an di Kudus, Jawa Tengah. Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an merupakan pondok pesantren yang telah melahirkan ribuan penghafal quran di Indonesia, sehingga banyak di antara peserta yang hadir adalah para santri bahkan pengelola pondok pesantren tahfidz Al-Qur’an yang tertarik menerapkan metode Yanbu'a dalam pendidikan tahfidzul qur’an.
Sementara itu pemateri Ustadz Budiyanto, SH sebelum memberikan pemaparan tentang metode Yanbu’a, mengingatkan kepada peserta akan pentingnya Al-Qur’an dalam hidup manusia. “Al-Qur’an menjadikan hidup lebih bahagia serta menjadi penolong di hari kiyamat kelak,” ujarnya. Yanbu’a merupakan“ suatu kitab Thoriqoh (metode) untuk mempelajari baca dan menulis serta menghafal Al-Qur’an dengan cepat, mudah dan benar baik untuk anak-anak ataupun orang dewasa,” urainya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa dengan membaca dan mempelajari Al-Qur’an maka akan dapat membersihkan hati dari sifat-sifat yang negatif. “Al-Qur’an bisa membersihkan hati yang berkarat. Jika dalam keseharian kita masih cenderung pada hal-hal yang positif seperti lebih memilih acara-acara pengajian dibandingkan acara musik-musik atau gosip di TV maka kita masih memiliki hati yang bersih. Jika hati kita tertutup oleh karat maka akan terbalik, yang seharusnya senang dengan kebaikan menjadi senang kepada hal-hal yang jelek-jelek,” paparnya.
Dengan adanya kegiatan ini mengingatkan kita pentingnya mengingat Al-Qur’an, agar mencegah kita dari perilaku-perilaku yang menyimpang. Semoga kita bisa memahami dan mempraktekkan Al-Qur’an tidak hanya dibaca sehingga dapat benar-benar menjadi petunjuk bagi kita,” ujarnya.(kn/sr)