Temanggung – Kantor Kementerian Agama Kab.Temanggung bekerjasama dengan STAINU Temanggung menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan bertempat di Gedung STAINU Temanggung. Hal ini dapat membuka cakrawala dalam dunia pendidikan formal maupun non formal sehingga terjadi keselarasan dalam hidup di dunia maupun akherat menjadi orang-orang yang muttaqin.
Adapun peserta sejumlah 150 orang yang terdiri 75 Santri tersebar di Kabupaten Temanggung setiap Ma’had 2 Santri dan 75 Mahasiswa STAINU Temanggung.
Maksud dan Tujuan Pelaksanaan kegiatan Penguatan Kelembagaan Seksi PD PONTREN Kantor Kementerian Agama Kab.Temanggung bekerjasama dengan STAINU Temanggung adalah dalam rangka memberikan pencerahan kepada santri dan mahasiswa sehingga terjalin komunikasi yang aktif dan komunikatif. Program Kementerian Agama Kab Temanggung bisa tercapai dengan keberhasilan bisa mondok dan bisa kuliah yang menjadikan semangat dalam belajar dan mengaji, pencerahan dalam dunia pesantren dan dunia perkuliahan dan bisa menunjang keberhasilan ayo nyantri dan ayo kuliah. Dengan sistem diskusi dan tanya jawab, peserta merasa puas dengan kegiatan tersebut dan dapat menambah wawasan, memunculkan semangat yang sama dalam memahami berbagai persoalan yang ada, tidak terkotak kotak santri sendiri mahasiswa sendiri maka kita bangun persepsi yang sama dalam satu tempat.
Nara sumber dalam kegiatan ini adalah KH. Agus Yusuf Khudlori sehingga perwakilan murni santri dan nara sumber mahasiswa oleh Drs. H. Muh Baehaqi, MM serta birokrasi oleh H. Thowaf, M.Ag ( Kasi Bimas Islam Kemenag Kab. Temanggung ).
Nara sumber Bapak H. Thowaf, M.Ag menyampaikan pencerahan dalam Buku Al Muqtathofat Li ahlil Bidayat Petikan Petikan Alqu’ran dan Al Hadits. Untuk para santri dan mahasiswa agar mudah menyerap dengan munculnya berbagai kelompok paham dan aliran yang menjadikan orang awan bingung. Dengan gencar mereka mempropagandakan fatwa yang hanya berdasarkan arti terjemah nash alqur’an atau hadits secara lahir dan sepotong-potong. Padahal tidak sedikit nash alqur’an maupun hadits yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain dengan kemujmalan akan memberikan makna dan cakupan luas.
Nara Sumber Drs.H. Muh Baehaqi,MM mengharapkan mahasiswa agar mau nyantri mau mondok agar terbentuk karakter yang islami dan ditambah life skill agar tidak jumud dalam menyongsong kehidupan yang ada betul menjadi santri yang trampil plus sarjana yang militan bisa mentranformasi ilmu agama dan ilmu umum.
Nara Sumber KH. Agus Yusuf Khudlori menyampaikan santri harus mampu dan mau kuliah untuk memadukan kedua kehidupan pesantren dan perkuliahan. Menurut Dr. Zamahsari Dhofier persyaratan pondok pesantren ada asrama, kyai, santri, Masjid dan pembelajaran kitab kuning sehingga santri harus mampu riyadhoh, prihatin, mujahadah, puasa Senin Kamis dan mampu mengendalikan hawa nafsu untuk kehidupan dan keselamatan dunia akherat santri mampu berbagi peran ada yang kuliah ada di birokrasi ada yang jadi politisi dan praktisi semuanya bisa dijalani dengan mengendalikan hawa nafsu yang sehingga korupsi dan bongkar mafia kedokteran dan mafia-mafia lainya dengan menjalani puasa atau menahan hawa nafsu dan kyai dan bu nyai merupakan uswatun hasanah bagi santri sehingga menjadi santri yang terampil dan berbagi peran .
Dalam pengarahannya Kakankemenag Temanggung ( Drs. H. Saefudin, M.Pd ) menyampaikan hal-hal antara lain bahwa santri disamping mondik harus dilengkapi dengan pendidikan formal dalam hal ini kuliah guna meningkatkan wawasan begitu juga sebaliknya mahasiswa juga mondok dengan tujuan pendalam kitab kuning dan tabarukan kepada Kyai serta pembentukan ahlakul karimah sehingga program Kementerian Agama dapat mencapai sasaran dan target menjadikan orang-orang yang sholeh.