Temanggung (Humas) – Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kabupaten Temanggung menggelar Workshop Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta Tingkat Raudhatul Athfal dengan tema “Menyemai Cinta Bersama di Raudlatul Athfal” pada Kamis hingga Jumat 9-10 Oktober 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Omah Kebon Resto dan diikuti oleh 502 peserta guru dan tenaga kependidikan RA, menandai komitmen kuat terhadap peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini, Kamis, (09/10/2025).
Workshop dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Fatchur Rochman. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pendekatan cinta dalam dunia pendidikan, khususnya di jenjang paling dasar.
“Pendidikan Raudlatul Athfal bukan sekadar transfer ilmu, tetapi yang lebih utama adalah penanaman karakter dan nilai-nilai kehidupan melalui pendekatan kasih sayang. Kurikulum berbasis cinta ini merupakan fondasi penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan empati sosial,” ungkapnya.
Selanjutnya dikatakan RA bukan hanya tempat belajar mengenal huruf dan angka, tetapi juga tempat anak-anak belajar mencintai, menyayangi, menghargai sesama, serta mengenal Allah dan Rasul-Nya dengan penuh ketaqwaan.
“Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat peran RA sebagai lembaga pendidikan anak usia dini yang tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter mulia sejak dini,“ lanjutnya.
Acara ini juga dihadiri secara langsung oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kab. Temanggung, Ahmad Sugijarto dan Kelompok Kerja Pengawas Madrasah, yang turut mendukung penuh gelaran workshop ini.
Sebagai narasumber utama, Ketua Pengurus Wilayah IGRA Jawa Tengah, Nurchasanah hadir memberikan materi yang komprehensif. Ia menyampaikan strategi implementasi kurikulum berbasis cinta dan metode pembelajaran mendalam (deep learning) yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
“Kurikulum berbasis cinta adalah sebuah keniscayaan. Di tangan guru-guru RA yang penuh dedikasi, pendekatan ini akan menciptakan ruang belajar yang nyaman, aman dan menyenangkan bagi anak. Di situlah proses belajar yang bermakna akan benar-benar terjadi,” jelasnya. Workshop ini diharapkan dapat menjadi pemantik inovasi pembelajaran di setiap RA. Melalui pendekatan yang humanis dan penuh kasih sayang, diharapkan dapat tercipta generasi penerus yang berakhlak qur’ani, cerdas dan penuh cinta bagi agama, bangsa dan negara. (hms).