Temanggung (Humas) – Dalam rangka memperkuat semangat kebersamaan dan meningkatkan penghayatan terhadap Dharma ajaran Buddha, Penyelenggara Buddha Kantor Kementerian Agama kabupaten Temanggung melaksanakan kegiatan Dharmayatra ke Candi Borobudur, Kab. Magelang, Selasa (11/11/2025).
Kegiatan ini merupakan trial pelaksanaan Pilgrim untuk menjajaki peluang pengembangan kerjasama dengan memanfaatkan program Dharmayatra untuk meningkatkan peran Umat Buddha Kab. Temanggung dalam mendukung program Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI.
Turut hadir sebagai peserta kegiatan adalah pegawai Penyelenggara Buddha Kabupaten Temanggung dan Penyuluh Agama Buddha PPPK Kab. Temanggung.
Dharmayatra yang diinisiasi oleh Penyelenggara Buddha Kemenag Kab. Temanggung ini diikuti oleh 18 orang perwakilan umat Buddha dari berbagai Vihara di Kabupaten Temanggung. Rangkaian perjalanan suci ini meliputi kunjungan ke Candi Borobudur.
“Dharmayatra memiliki beberapa tujuan, diantaranya meningkatkan pemahaman terhadap ajaran Buddha melalui interaksi dengan berbagai aspek kehidupan beragama, serta menerapkan nilai-nilai Dhamma dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Siswanta selaku Penyelenggara Buddha Kemenag Kab. Temanggung.
Setibanya di lokasi, kegiatan diawali prosesi pradaksina mengelilingi Candi Borobudur sebagai bentuk penghormatan terhadap peninggalan agung kebudayaan dan spiritualitas Buddhis, dilanjutkan puja bakti bersama dengan mengemas doa bersama untuk kedamaian, kebahagiaan, serta kemajuan bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Kabupaten Temanggung.
Siswanta menjelaskan bahwa meskipun candi-candi di Jawa tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kehidupan Guru Agung Buddha, namun didalamnya terkandung simbol-simbol ajaran Buddha yang begitu kental.
“Melalui relief-relief yang terpahat pada dinding candi, kita dapat belajar banyak mengenai nilai-nilai Dhamma dan filosofi kearifan lokal nusantara yang luhur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Siswanta menuturkan bahwa Dharmayatra merupakan sarana penting untuk memupuk keyakinan (saddha) dan bhakti (taqwa) kepada Buddha, Dhamma dan Sangha (Tiratana), sekaligus menumbuhkan karma baik yang dapat mengondisikan kelahiran di alam bahagia. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bentuk pelestarian nilai-nilai Dhamma melalui peninggalan sejarah yang memiliki makna spiritual mendalam.
“Kami berharap seluruh peserta tidak hanya menjalankan ritual keagamaan, tetapi juga mempererat jalinan persaudaraan dan meningkatkan kerukunan intern umat Buddha agar keharmonisan tetap terpelihara,” tambahnya.
Menutup keterangannya, beliau mengajak umat Buddha untuk menjadikan Dharmayatra sebagai praktik nyata penghormatan kepada Guru Agung Buddha, baik di tanah air maupun di tempat-tempat suci Buddhis dunia. Kegiatan Dharmayatra ini tidak hanya menjadi ajang wisata rohani, tetapi juga sebagai sarana pembinaan mental dan spiritual umat Buddha agar senantiasa meneladani nilai-nilai luhur Dhamma.(sis)







