Temanggung – Film adalah alat komunikasi yang efektif bagi generasi muda. Karenanya BNPT dan FKPT memakai media lomba ini untuk memberikan penyadaran tentang bahaya radikalisme dan terorisme. Dalam rangka mencegah radikalisme di kalangan remaja, BNPT atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, telah menyelenggarakan lomba membuat video pendek dengan tema “KITA BOLEH BEDA” tahun 2016 yang diikuti siswa SMA, SMK, dan MA.
Merupakan prestasi yang menggembirakan dan membanggakan bagi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung pada umumnya dan khususnya MA Darul Muttaqien Temanggung karena siswa siswinya menyabet Juara 1 Lomba Video Pendek yang digelar oleh Forum Kooordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). MA Darul Muttaqien mengalahkan 17 kandidat lain yang juga ambil bagian dalam lomba yang diikuti oleh pelajar tingkat SMA/MA/SMK se Jateng tersebut.
Delapan belas judul video pendek ambil bagian dalam Lomba Video Pendek yang mengambil tema “Kita Boleh Beda”
Kedelapan belas judul tersebut merupakan karya anak-anak muda dari 15 sekolah SMA/MA/SMK di Jawa Tengah. Di antaranya dari Kota Semarang, Kab. Demak, Kab Temanggung, Kab. Magelang, Kab. Purworejo, Kab. Purbalingga, dan Kab. Kebumen. Dua pemenang lainnya adalah SMK Ma’arif NU VIP Kemiri Purworejo yang dinobatkan sebagai Juara 2 dengan videonya Merah Putih. Sedangkan juara 3 adalah MA Al Irsyad Demak dengan video “Kita Tak Beda”. Tiga pemenang tersebut berhak mewakili Jawa Tengah dalam seleksi nasional yang akan digelar pada 25 November 2016.
Ada 10 video yg masuk babak final, salah satunya “Jangan Lengah Adikku” karya siswa MA Darul Muttaqien Temanggung yang di sutradarai : Akhmad Afifudin, kameramen dan editing : Umi Kulsum. Video dengan durasi 4.57 menceritakan seorang siswa kelas 12, Fitri (yang diperankan oleh Fika Khalwa Ngaisah) dan adiknya Zulaikha (yang diperankan Fitri Lailatul Hikmah) yang ditinggal oleh ayahnya karena ditangkap oleh pihak yang berwajib sebab mengikuti Islam Garis Keras (terorisme).
Dalam pesannya kepada anak-anaknya sebelum meninggal, ayahnya meminta kepada keduanya untuk mengikuti Islam yang lunak dan belajar di Pondok Pesantren yang lunak juga.
Dalam cerita yang ditulis dan dinarasi oleh Muthiatun Nur Iftikhah, kedua remaja tersebut berusaha keras belajar sebagaimana pesan ayahnya walau banyak cemooh karena dikaitkan dengan gerakan terorisme, tetapi keduanya tetap berusaha agar tidak terseret pada Islam radikal.
Video “Jangan Lengah Adikku” akhirnya dapat mengungguli video yang lain pada babak final, dan dapat menjadi Video Terbaik I dalam lomba Film Pendek antar siswa SMA se Indonesia yang diselenggarakan oleh BNPT.