Temanggung – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, H. Ahmad Muhdzir, menghadiri penyerahan bantuan percepatan penanganan Covid-19 pada Pondok Pesantren oleh Gugus Tugas Kabupaten Temanggung, Selasa (14/07). Kegiatan dilaksanakan di Pendopo Pengayoman Temanggung.
Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo, mengatakan, saat ini proses belajar mengajar di pondok pesantren di wilayahnya telah dimulai. Namun demikian, ia berharap agar jangan sampai ada klaster Covid-19 di lingkungan pondok pesantren.
“Temanggung saat ini sudah mendekati kondisi normal, kasus Covid-19 sudah menurun masih ada satu dua, tapi keadaan ini jangan sampai membuat kita terlena, jangan ada klaster pondok pesantren. Karena corona belum ditemukan vaksinnya jadi sampai kapan pun akan tetap menjalar ke seluruh masyarakat,” ujarnya.
Menurut beliau, tidak akan ada gunanya keberadaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 jika tidak didukung oleh semua lapisan masyarakat. Meski saat ini sudah mendekati hijau namun mustahil akan mencapainya jika tidak ada peran serta masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat saat ini mutlak harus dilakukan termasuk olah raga.
“Untuk pondok pesantren, harus tahu apa yang harus dilakukan. Protokol kesehatan harus tetap dilakukan, batasi orang atau santri yang keluar masuk pondok pesantren, khawatirnya membawa virus. Kalaupun terpaksa harus keluar, pastikan saat masuk dalam keadaan steril. Jika ada santri sakit segera koordinasi dengan puskesmas terdekat, jangan sampai ada klaster pondok pesantren,” katanya.
Ketua PCNU Kabupaten Temanggung yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Prapak Kranggan, KH Muhammad Furqon mengatakan sejak ada pandemi Covid-19 di pondok yang diasuhnya menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Hal itu dilakukan karena kehidupan santri di ponpes komunal atau ada interaksi dekat antar santri selama hampir 24 jam setiap harinya sehingga rentan.
“Pesantren ada sebuah komunal dengan banyaknya santri berkumpul jadi satu itu sangat rentan, oleh karenanya dengan adanya bantuan ini (sarana prasarana pencegahan Covid-19), mampu memberikan rasa aman kepada pesantren di Kabupaten Temanggung. Pesantren sudah melakukan SOP, protokol kesehatan terkait pemberangkatan santri sampai ponpes dengan tidak menerima santri apabila tidak membawa surat keterangan sehat dari puskesmas,” katanya.
Selain itu dalam kegiatan sehari-hari sudah melakukan social distancing dan dengan adanya bantuan sarpras pencegahan Covid-19 merupakan awal yang baik untuk keberlangsungan kehidupan baru di pondok pesantren. Pesantren akan merubah mindsetnya agar selalu menjaga kebersihan selanjutnya pesantren di Temanggung akan didorong melakukan upaya pencegahan agar jangan sampai ada klaster pesantren dalam kasus Covid-19.
“Sangat rawan kalau sampai muncul klaster pesantren, maka kami berharap agar setiap pengasuh punya kesadaran membangun para santrinya untuk selalu menjaga kebersihan. Baik cuci tangan atau tempat wudhu yang masih menjadi satu dalam sebuah empang harus dihindari harus ada air mengalir, pemakaian masker di pesantren tidak menjadi tabu setiap kali mengaji, jamaah, apalagi shalat Jumat harus selalu dipakai. Tak kalah penting menjaga santri agar tidak didatangi orang tuanya,” katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Temanggung Prasojo mengatakan, guna mendukung new normal di pondok pesantren maka dilakukan pelatihan protokol kesehatan di 138 ponpes dengan jumlah santri 12.411 santri terdiri dari lokal 10.688 orang dan dari luar 1.723 orang. Pesantren mendapat bantuan sarana prasarana pencegahan Covid-19 seperti tempat cuci tangan portabel, alat semprot disinfektan, cairan disinfektan, masker kain, handsanitizer, sabun cuci tangan dan lain-lain.
“Kita tahu pesantren adalah sebuah kaum yang sangat komunal dengan banyaknya santri yang berkumpul jadi satu tentu sangat rentan. Saya berharap dengan bantuan ini betul-betul mampu memberikan rasa aman kepada pesantren, khususnya di Kabupaten Temanggung,” pungkasnya.(sr)