Temanggung – Dalam rangka memberikan pemahaman tentang Kurikulum Tahun 2013 dan KMA No. 183 serta 184 Tahun 2019 untuk guru-guru MIN 1 Temanggung menggelar Workshop Kurikulum Tahun 2013 dan Bedah KMA No. 183 serta 184 Tahun 2019, Senin (20/07). Acara ini diadakan di MIN 1 Temanggung dengan diikuti 30 orang guru MIN 1 Temanggung.
Dalam sambutan pembukaannya Kepala MIN 1 Temanggung, H. Djunaedi menyampaikan tahun pelajaran baru dimulai 13 Juli 2020, termasuk bagi madrasah akan ada perubahan kurikulum baru untuk Pendidikam Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab. Madrasah, baik Ibtidaiyah (MI), Tsanawiyah (MTs), maupun Aliyah (MA), akan menggunakan kurikulum baru untuk pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab.
Kementerian Agama telah menerbitkan KMA No 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Selain itu, diterbitkan juga KMA 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah. Kedua KMA ini akan diberlakukan pada semua kelas pada tahun pelajaran 2020/2021.
Sementara sebagai narasumber, Miftakhul Hadi menjelaskan, “KMA 183 Tahun 2019 ini akan mengganti KMA 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah. Sehubungan itu, mulai tahun pelajaran ini KMA 165 Tahun 2014 tidak berlaku lagi,” jelasnya.
Namun demikian, mata pelajaran dalam pembelajaran Pendidikam Agama Islam dan Bahasa Arab pada KMA 183 Tahun 2019 sama dengan KMA 165 Tahun 2014. Mata Pelajaran itu memuat Quran Hadist, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa Arab. “Perbedaan KMA 183 tahun 2019 dan KMA 165 tahun 2014 lebih pada keberadaan perbaikan substansi materi karena disesuaikan dengan perkembangan kehidupan abad 21,” urainya.
“Guru dan peserta didik tidak perlu beli buku-buku tersebut, karena dapat diakses dalam situs web e-learning madrasah,” imbuhnya
Selanjutnya Miftakhul Hadi berharap dengan adanya workshop ini peserta dapat mengembangkan kurikulum madrasah berdasarkan KMA 183 dan 184 Tahun 2019 dimadrasahnya masing-masing serta guru mampu mengembangkan soal berwawasan HOTS agar dapat mengunggah kompleksitas berpikir siswa dan daya analitis siswa.
“Kepala madrasah ataupun wakil kepala madrasah bidang kurikulum dalam menjalankan kepemimpinan diharapkan memiliki target capaian, baik itu target mata pelajaran sarana prasarana maupun sumber daya manusia,” tutupnya.(sr)