Temanggung – Dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama, FKUB Temanggung mengadakan kunjungan ke lembaga-lembaga keagamaan. Kunjungan untuk kali ini dilakukan di vihara yang ada di Kecamatan Kaloran, yang sebelumnya telah dilakukan kegiatan dialog dengan umat Hindu di Kecamatan Bejen.
Ketua FKUB Ahmad Sholeh menyampaikan bahwa, “membangun kerukunan umat beragama perlu adanya langkah-langkah untuk saling mengenal dan memahami, tidak hanya antar tokoh agama tapi tidak kalah pentingnya adalah kepada umatnya,” ujarnya.
Menurutnya kegiatan anjangsana ini merupakan agenda FKUB dalam hal menjalin persatuan antar umat dan antar agama serta menjalin komunikasi dengan lembaga keagamaan. “Anjangsana ini menjadi media strategis untuk menjalin silaturahmi, komunikasi dan jejaring kami dalam rangka membuka diri, menyatukan pemahaman terkait perbedaan, memahami hidup bermasyarakat serta pergaulan hidup dalam aspek keagamaan dan keyakinan,” katanya.
Pihaknya mengakui bahwa pemerintah daerah memiliki keterbatasan untuk merangkul segala lini dan aspek masyarakat. Oleh karenanya melalui anjangsana ini diharapkan menjadi satu kegiatan komunikasi yang strategis kepada masyarakat khususnya umat beragama yang ada di lingkungan Temanggung.
Lebih lanjut dikatakan, umat dan pemerintah penting untuk bersinergi dalam mewujudkan kebersamaan dan kerukunan umat beragama. “Tokoh agama, umat dan pemerintah harus bersinergi dalam membangun kerukunan dan kebersamaan kehidupan beragama. Agar sinergi antara tokoh agama, umat dan pemerintah semakin kuat maka diperlukan solidaritas yang mantap,” lanjutnya
Kedatangan kami ke beberapa komunitas umat beragama, termasuk ke tempat-tempat peribadatannya agar kita lebih akrab terhadap umat dan tempat peribadatan yang berbeda. Di Kecamatan Kaloran FKUB berkunjung dan berdialog di 3 viahara dengan aliran yang berbeda yaitu pertama aliran Tantrayana yang ada di desa Gandon, dengan jumlah jemaat 500 orang, kedua vihara Hinayana di Desa Janggleng, dengan jemaat 300 an dan yang terakhir vihara Mahayana di Desa Kalimanggis dengan jumlah jemaat 600 orang.
Dalam kesempatan tersebut Ahmad Sholeh menyampaikan, “ajaran agama yang berbeda ini secara sosial dan kemanusiaan ada kesamaan yaitu untuk berbuat kebaikan sesama, dan semuanya punya kewajiban untuk menjaga keutuhan bangsa, membangun masyarakat dengan bahasa agama,” pungkasnya.(sr)