Temanggung (Humas) – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Musta’in Ahmad memberikan Pembinaan kepada ASN Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, bertempat di Gedung Graha Bhumi Phala sekaligus melounching Pemanfaatan Gedung SBSN Tahun Anggaran 2023 MIN 1 Temanggung, Kamis (18/01/2024).
Selain Pembinaan ASN, juga ada Pentasharrufan Zakat dari Baznas kepada Guru Madrasah non PNS dan Penyuluh Agama Islam non PNS yang berjumlah 613 orang. Hadir dalam Kegiatan Pembinaan ASN ini, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad, Pj. Bupati Temanggung, Hari Agung Wibowo, Kepala Kankemenag Kab. Temanggung, Fatchur Rochman, Kasubbag TU, Kasi/Penyelenggara, Kepala KUA, Penyuluh Agama Fungsional, Pengawas dan para penerima Tasharruf Zakat.
Dalam sambutan pembukaannya, Pj. Bupati Temanggung. Hary Agung Prabowo, menyampaikan sebuah kehormatan bapak Kakanwil Kemenag Prov Jateng hadir disini, tadi saya kaget dengan apa itu Merah Marun ternyata maknanya sangat bagus. menyemai ramah untuk masyarakat rukun, lagu ini memang harus di gaungkan betul karena kerukunan umat beragama itu tidak hanya sampai di FKUB tetapi sampai RT RW.
Pada kesempatan kali ini pembinaan dan pentasharrufan zakat untuk guru dan Penyuluh Agama Islam non PNS dan PPNPN kami mengapresiasi terhadap Baznas karena ini merupakan lompatan tinggi dari Baznas.
“Lompatan-lompatan ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Temanggung dan saya harapkan ini bukan hanya rutinitas saja,“ harapnya.
Sementara dalam pembinaannya Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad menyampaikan bahwa pasukan menteri agama adalah penyuluh-penyuluh agama. Mereka ini lah yang mendampingi stakeholder dari Pemda untuk menurunkan angka stunting, penyuluh ini kami berikan bekal yang baik.
“Terimakasih kepada Kakankemenag telah membantu menurunkan angka stunting dari 8% menjadi 14%, ini juga ada pengaruhnya dengan bonus demografi, kita pastikan gerenasi kita tumbuh sehat, karena dengan generasi sehat kita memiliki optimisme yang tinggi untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Apabila generasinya sakit-sakitan maka ini akan mempengaruhi pertumbuhan kesejahteraan bangsa, oleh sebab itu perlunya penurunan stunting. Salah satu cara lain untuk mencegah terjadinya stunting adalah dengan menikah penuh rencana agar tidak menjadi bencana, dengan begitu ini juga dapat menurunkan angka kemiskinan ekstreem juga. Cara ini dapat membantu kita untuk mengentaskan kemiskinan dengan saling bergandengan berkolaborasi dengan instansi-instansi daerah,“ ungkapnya.
Selanjutnya Kakanwil Kemenag mengingatkan untuk bapak ibu yang ada disini jangan lupa untuk berzakat. Andaikata orang-orang yang sudah meninggal itu hidup lagi maka yang akan dilakukan adalah bersedekah.
“Saya berterimakasih kepada bapak Kakankemenag sudah menyelenggarakan program ini dan menyampaikan betapa pentingnya kita untuk berzakat. Terimakasih juga kepada Baznas yang telah membimbing UPZ yang ada di daerah, karena SK UPZ semua berada di bawah naungan Baznas, Semua kita lakukan untuk mencerdaskan anak bangsa bukan lagi untuk kepentingan-kepentingan instansi baik Kemenag, Pemda, Baznas dan lainnya. Mudah-mudahan semua sejahtera dan Makmur,“ harapnya.
Lebih lanjut disampaikan saya bersyukur kita semua bersama dalam keluarga besar Kementerian Agama. Kita yang masih non ASN dan PPNPN yang saat ini sedang berproses untuk menjadi pegawai negeri. Terimakasih kepada para guru yang telah mengabdikan diri kepada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Entitas ini musti dijalankan untuk semua segenap Bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, maka semua kementerian lembaga harus melayani semua, termasuk Kementerian Agama. Kemenag tidak hanya melayani umat Islam, tetapi semua agama. Karena di zaman sekarang ini sudah tidak ada lagi mayoritas dan minortas. Negeri ini untuk semua tidak ada minortas dan mayoritas, tetapi untuk semua warga negara Republik Indonesia. “Jangan sampai kita merasa memiliki mental majikan, untuk bapak ibu semua yang duduk di kursi bawah ini jangan merasa pemerintah karena sudah membantu masyarakat, padahal kan tidak kenyataannya, kita ini harus sadar agar birokrasi kita tidak bermasalah. Jangan merasa paling berjasa dalam birokrasi. Birokrasi harus menempatkan abdi negara dan abdi masyarakat. Kita ini bukan membantu masyarakat tetapi kita ini pembantu masyarakat dan harus membantu masyarakat. Karena gaji kita ini bersumber dari masyarakat dari mereka semua yang berusaha membayar pajak dan laba sehingga bisa membantu membayar kita. Jangan sampai kita dosa besar, merasa sudah menjadi PNS lalu kita merasa bisa memerintah mereka, padahal seharusnya kita yang melayani mereka ini yang disebut deengan abdi masyarakat. Kegiatan birokrasi kita harus fokus melayani Masyarakat,“ himbaunya. (sr)