Temanggung – Dengan mengambil tema “ Dengan Orientasi Guru Agama Budda pada Sekolah Umum Kabupaten Temanggung kita tingkatkan Kualitas Kinerja dan Profesionalisme Guru Agama Buddha”, Penyelenggara Bimas Buddha Kabupaten Temanggung menyelenggaraka Orientasi Guru Agama Buddha pada sekolah Umum yang berlangsung pada tanggal 14 s.d 16 Juli 2016 bertempat di The Oxalis Regenny Hotel, Magelang. Dengan peserta sejumlah 42 orang guru Agama Buddha di Kabupaten Temanggung.
Tujuan diselenggarakannya orientasi Guru Agama Buddha pada Sekolah Umum adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada guru dalam menghadapi perkembangan kemajuan jaman, menambah pengetahuan guru dalam melatih siswa memperoleh keahlian seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
Dalam sambutan pembukaannya yang diwakili oleh Kepala Subbag TU Kabupaten Temanggung , Ahmad Sugijarto, SH, MM menyampaikan bahwa, tugas guru terdapat dalam, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 Ayat 2 menyatakan bahwa tugas guru sebagaii pendidik yang profesional adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Penjelasan dari tugas guru ini menunjukan bahwa guru memiliki tanggungjawab dalam peningkatan mutu pendidikan.
Meningkatkan mutu pendidikan tugas seorang guru dalam peningkatan mutu pendidikan sangat penting. Buddha dalam Nava Sutta Kuddhaka Nikaya menjelaskan dengan mengikuti seorang guru yang rendah dan bodoh yang belum memahami makna Dhamma dan iri hati, akan mendekati kematian karena tanpa memahami Dhamma ia akan selalu dalam keraguan. “Jika seorang pria turun ke sungai yang airnya meluap dan mengalir deras akan terbawa oleh arus, bagaimana dia bisa membantu orang lain?” Orang yang belum memahami Dhamma, tidak memperhatikan arti sebagaimana yang diuraikan oleh yang terpelajar, Ia akan menjadi dirinya sendiri yang tanpa pengetahuan dan selalu dalam keraguan, bagaimana dia bisa membuat orang lain mengerti? “Tetapi jika (orang di sungai) mengetahui metode dan terampil dan bijak, dengan naik ke sebuah perahu yang kuat dilengkapi dengan dayung dan kemudi, Ia dapat membantu banyak orang”. Ia yang berpengalaman dan memiliki pikiran yang terlatih baik, terpelajar dan diandalkan, mengetahui dengan jelas, ia dapat membantu orang lain yang siap serta bersedia mendengarkan untuk menerima dan memahami Dhamma. Belajar dan berlatih dalam penjelsan itu menunjukan seorang guru harus terus berlatih dan belajar demi peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan diusahakan oleh seorang guru dengan selalu belajar.
Untuk meningkat mutu pendidikan khususnya pendidikan dalam agama buddha seharusnya seorang tenaga pengajar yang profesional memiliki strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Strategi yang digunakan tentunya harus berdasar pada landasan pengetahuan yang luas dan ditunjang dengan ide-ide kreatif dan inovatif dalam penyusunan strategi pembelajaran.
Adapun materi yang disampaikan oleh nara sumber baik dari Kantor Kemenag Kab. Temanggung, Pengawas Budhha, Dosen STAB Boyolali maupun dari Kanwil Kemenag Prov Jateng antara lain membangun kerukunan hidup umat beragama, penilaian pendidikan agama Buddha dan teknik penyusunan soal, metode pembelajaran agama Buddha, pengembangan bahan ajar, budaya kerja, pengembangan media pemebelajaran, pengembangan pendidikan berkarakter serta peningkatan mutu pendidikan agama Buddha.