Temanggung – Islam sangat menghormati orang yang meninggal dunia. Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk merawat jenazah sebaik mungkin. Dari segi sosial ajaran ini menunjukkan rasa gotong-royong yang cukup tinggi. Duka yang sedang menyelimuti keluarga musibah sedapat mungkin dikurangi, dengan jalan meringankan beban, seperti merawat jenazah, ucapan rasa belangsungkawa, menghibur, memberikan do’a dan lain-lain.
Bahkan agama Islam menganjurkan agar memperhatikan saudaranya yang sedang sakit, apalagi sakit keras. Perhatian yang diberikan kepada orang sakit boleh jadi akan menjadi obat bagi penderita sakit.
Pelatihan perawatan jenazah ini sangat penting untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat. Pelatihan ini tidak sekedar menangani orang yang sudah meninggal namun juga memberikan pendidikan bagi masyarakat agar menghormati orang yang sudah meninggal.
Untuk mewujudkan itu semua, Kepala Desa Kecamatan Ngadirejo menggelar Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah bertempat di Balai Desa Ngadirejo, Selasa (19/9/17) bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung dengan peserta waga masyarakat Desa Ngadirejo.
Kepala Desa yang hadir dalam kegiatan tersebut dalam sambutannya mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dari warga Desa Ngadirejo untuk memfasilitasi pelaksanaan Tata Cara perawatan Jenasah tersebut.
“Tata cara pengurusan jenazah bukanlah semata-mata tugasnya para pengurus masjid / mushola / langgar, atau pemuka agama saja, melainkan tugas kita semua sebagai anggota masyarakat muslim,” ucapnya.
Beliau berharap agar penyelenggaraan kegiatan keagamaan tersebut dapat terus terlaksana secara berkesinambungan dengan mengedepankan nilai manfaat. “Kepada Desa lainnya juga bisa mengadakan kegiatan lanjutan agar wawasan masyarakat yang tadinya belum paham menjadi paham,” tuturnya.
Searah dengan pernyataan tersebut, Kasi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Thowaf, M.Ag selaku narasumber dalam arahannya menuturkan kegiatan yang diadakan tersebut diyakini sangat bermanfaat dan bisa diterapkan di dalam masyarakat. “Sehingga akan dapat saling membantu,” ucapnya.
Menurutnya, mengurus jenazah merupakan suatu kewajiban dan perlu untuk diketahui dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. “Dengan pelatihan tersebut akan meningkatkan peran dan memotivasi masyarakat guna membentuk lembaga atau rukun kematian,” tambahnya.
Salah seorang peserta mengaku sangat terkesan dengan kegiatan tersebut, karena pihaknya tidak pernah mengikuti pelatihan sebelumnya. “Insya Allah setelah mengikuti pelatihan ini, saya siap apabila ada masyarakat yang membutuhkan tenaganya,” tuturnya.
Kegiatan dengan memberikan beberapa hal yang berkaitan tentang kematian dan tanda-tandanya, sekaligus menuntun tata cara penyelenggaran jenazah yang dimulai dari tata cara memandikan, mengkafani, menshalatkan dan cara menguburkan jenazah.(sr)