Temanggung – Untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan keagamaan Buddha, Sekolah Minggu Budda (SMB) yang profesional dan mumpuni, Penyelenggara Buddha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung menggelar kegiatan Pembinaan Manajemen Sekolah Minggu Buddha bertajuk, “Membangun Sekolah Minggu Buddha yang Humanis dan Merdeka Belajar.“
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, H. Ahmad Muhdzir, yang diikuti 15 peserta, utusan dari berbagai Sekolah Minggu Buddha (SMB) yang ada di Kabupaten Temanggung, berlangsung selama tiga hari yaitu Rabu sampai Jum’at (5-7 Oktober 2022). Sebagai narasumber dalam Pembinaan Manajemen Pengurus SMB kali ini, Bikkhu Suryanadi dan Mujiyanto dari STIAB Samaratunnga. Kegiatan ini bertempat di Terra Cassa Hotel Bandungan, Rabu (5/10).
Dalam sambutannya beliau menyampaikan tentang agama yang moderat sebagai landasan untuk membimbing anak didik agar tercapai kerukunan antar sesama.
“Kegiatan semacam ini akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan agama Buddha. Selain itu, Sekolah Minggu Buddha sebagai lembaga pendidikan non formal juga perlu terus berbenah dan berinovasi,” ujarnya.
“Dengan tata kelola sekolah minggu Buddha yang baik, maka akan dapat membekali para peserta didik Buddhis yang berilmu, berkarakter dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” lanjutnya.
Dijelaskan dalam sebuah organisasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikenal dengan 6 M. Isi dari model 6 M adalah : yang pertama Man (Manusia), merujuk pada manusia sebagai tenaga kerja. Kedua Machines (Mesin), merujuk pada mesin sebagai fasilitas/alat penunjang kegiatan perusahaan baik operasional maupun non oprasional. Ketiga Money (Uang/Modal), merujuk pada uang sebagai modal untuk pembiayaan seluruh kegiatan perusahaan. Keempat Method (Metode/Prosedur), merujuk pada metode/prosedur sebagai panduan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Kelima Materials (Bahan baku), merujuk pada bahan baku sebagai unsur utama untuk diolah sampai menjadi produk akhir untuk diserahkan pada konsumen. Dan yang keenam Market (Pemasaran), merujuk pada pemasaran produk akhir kepada konsumen.
Sementera, Mujiyanto selaku pemateri menyampaikan Sekolah Minggu Buddha adalah lembaga pendidikan keagamaan non formal dalam menunjang pendidikan formal di sekolah. Karenanya, Sekolah Minggu Buddha ini memiliki peran yang sangat strategis dalam mengajarkan nilai-nilai Dhamma kepada siswa-siswi Sekolah Minggu Buddha. “Untuk itu, perlu adanya sinergi dan kolaborasi antara pengurus Vihara, pengurus dan guru Sekolah Minggu Buddha, serta dengan orang tua siswa-siswi Sekolah Minggu Buddha agar peran yang sangat strategis tersebut dapat terwujud. Dengan terjalinnya sinergi dan kolaborasi semua pihak, maka siswa-siswi Sekolah Minggu Buddha akan memiliki pemahaman nilai-nilai Dhamma sejak dini serta memiliki nilai-nilai karakter Buddhis dalam kehidupannya,“ pesannya.(sr)