Temanggung – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kabupaten Temanggung, kini mematangkan rangkaian kegiatannya memperingati Hari Santri Nasional (HSN) pada Minggu (22/10/2017). Peringatan itu menjadi bagian dari napak tilas terbitnya resolusi jihad yang digagas Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'ari pada 1945.
Peringatan hari Santri di Temanggung kemarin berlangsung semarak. Sekitar 15 ribu santri memadati halaman Gedung Pemuda Temanggung. Mereka mengikuti apel akbar dalam rangka peringatan hari santri (HSN) 2017 dengan inspektur apel Bupati Temanggung Bambang Soekarno.
Apel akbar kemarin, dikemas layaknya upacara kenegaraan, meskipun para santri tetap mengenakan sarung dan peci atau almamater pondok pesantrennya masing-masing, begitu pula dengan santriwatinya.
Selain diikuti santriwan-santriwati dari pondok pesantren se-Kabupaten Temanggung, para ulama dan kyai, Pejabat FKPD, Kepala Kantor Kementerian Agama didampingi Kepala Seksi PD Pontren, Kepala Dinas didikpora dan para tokoh masyarakat serta siswa-siswi dari lembaga pendidikan Maarif NU, peserta apel merupakan seluruh kader badan otonom (banom) NU, seperti Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU-IPPNU, juga PMII.
Pembacaan teks Pancasila dipimpin oleh Bupati Bambang Sukarno, petugas pembaca ikrar santri Indonesia oleh Jakfar Shodiq (Sekretaris Lakpesdam NU Temanggung), pembaca amanat PBNU oleh KH Muhammad Furqon atau Gus Furqon (Ketua PCNU Temanggung) dan pembaca teks resolusi jihad oleh KH Yacub Mubarok (Rais Syuriyah PCNU Temanggung).
Ketua Tanfidz PCNU Temanggung KH Muhammad Furqon menuturkan, hari ini (kemarin, red) keluarga besar NU Temanggung bersama santri memperingati hari santri. Dengan peringatan hari santri ini, isi resolusi jihad 22 Oktober 1945 silam, bisa menyemai dan memberi semangat para santri sebagaimana yang telah dilakukan oleh sang pendiri NU KH Hasyim Asyari.
Beliau menjelaskan, kirab bertujuan untuk mengenang, meneladani dan melanjutkan perjuangan ulama serta santri untuk meneguhkan peran santri dalam cinta tanah air dan bela negara, dalam menjaga Pancasila, UUD’45, Bhinneka Tunggal Ika serta tegak berdirinya NKRI.
“Santri bisa tetap mencintai NKRI dan bisa memberi kenyamanan untuk lingkungan atau masyarakat. Saya berharap, santri bisa meneladai perjuangan KH Hasyim Asyari,” harapnya.(sr)