Temanggung- Seiring dengan ragam problematika yang dihadapi siswa sekolah di era global dewasa ini, menutut para pendidik, khususnnya para guru Bimbingan Konseling untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas untuk membantu para siswa dalam menyelesaikan masalah. Karena pentingnya hal ini, di bawah koordinisi Guru Bimbingan Konseling (BK) bekerjasama dengan Alumni Prodi Bimbingan Konseling (BK) Universitas Veteran Bantara Sukoharjo selenggarakan Workshop Teknik Konseling untuk Pengembangan Guru BK.
Acara digelar di Aula Kantor Kementerian Agama pada hari Sabtu (12/8) yang dengan peserta 75 orang terdiri dari Kepala MTs se Kabupaten Temanggung, Guru BK dan perwakilan dari guru RA/BA.
Yusuf Purwanto selaku Kasi Pendidikan Madrasah yang menghadiri acara pembukaan workshop tersebut menyampaikan, saat ini pelayanan konseling Guru BK kepada siswa kurang efektif. disebabkan konseling yang diberikan tidak interaktif dan komunikatif serta tidak memberi dampak yang membekas pada diri siswa. Dikatakan, koseling bisa menggunakan dengan hal-hal yang sederhana dan bisa ditemukan pada lingkungan sekolah.
Lebit lanjut dikatakan faktor penting dalam pendidikan : Faktor Materi pembelajaran, faktor metode pembelajaran, dan faktor guru, yang tulus ikhlas membimbing siswa. Kunci sukses institusi pendidikan terutama guru yaitu : Mengajar dengan jiwa, niat ikhlas mengajar, disiplin, berakhlak baik dengan siswa, Mendoakan baik siswa kita.“ Yang dari jiwa akan diterima jiwa, yang dari pikiran akan diterima pikiran,” ujarnya.
Sementara itu, Narasumber dari Alumni Prodi Bimbingan Konseling (BK) Universitas Veteran Bantara Sukoharjo menyebutkan banyak kesalahan yang sering dilakukan saat sesi konseling. Misalnya, melakukan refleksi lebih dari yang diperlukan, mendengarkan terlalu banyak kisah konseling, Jarang melakukan interupsi konseling, sesi konseling tidak fokus, dan menunggu terlalu lama untuk fokus.
Lanjutnya, untuk membenahi kesalahan umum tersebut, ia menawarkan sebuah terapi yakni impact conseling. Dengan ini diharapkan dapat mewujudkan proses konseling yang fokus, mengkonkritkan konsep-konsep, meningkatkan kesadaran, mempercepat proses konseling, meningkatkan proses belajar pada diri konseli karena belajar secara visual lebih efektif dan meningkatkan pengalaman belajar.
“Konselor dituntut untuk terlebih dahulu menguasai sebuah teknik terapi dengan baik. Dalam teknik ini hal baru yang dikedepankan adalah upaya untuk membangun kompetensi diri konselor agar tidak terjebak dalam proses konseling yang membosankan dan hanya bersifat dialog verbal dan menggugah konselor agar memoles dan meningkatkan kompetensinya agar mampu menjadi seorang motivator, ‘agen iklan’ dan sebagai kreator teknik yang produktif dan tidak pernah kehabisan ide,”sarannya, sebelum menerapkan terapi ini. Dia berharap, dengan digelar workshop ini bisa menjadikan profesi guru BK sebagai profesi yang bermartabat.(sr)