Temanggung (Humas) – Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an, LPQ Sabilul Ilmi menyelenggarakan kegiatan Diklat Pembelajaran Metode Yanbua 15-17 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh ustadz dan ustadzah LPQ Sabilul Ilmi dengan penuh antusias, Senin (15/09/25).
Diklat menghadirkan dua narasumber berkompeten yaitu Pariyani selaku Pengawas Madrasah, serta Ust. Budiyanto, Koordinator Yanbua Kabupaten Temanggung. Keduanya menyampaikan materi terkait teknik pembelajaran, strategi meningkatkan kelancaran bacaan santri, serta praktik langsung metode Yanbua.
Kepala MIN 1 Temanggung, H. Muh Junaedi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan membekali para ustadz-ustadzah agar lebih profesional dalam mendampingi santri, sekaligus menanamkan semangat untuk terus berinovasi dalam mengajar Al-Qur’an.
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta tidak hanya menerima teori, tetapi juga mengikuti praktik pembelajaran langsung, diskusi dan simulasi pengajaran. Suasana diklat berlangsung interaktif, penuh semangat dan mengedepankan kolaborasi.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan ustadz-ustadzah LPQ Sabilul Ilmi semakin kompeten dalam menerapkan metode Yanbua sehingga mampu mencetak generasi Qur’ani yang berkualitas serta berakhlak mulia,“ ungkapnya.
Sementara itu pemateri Ustadz Budiyanto, sebelum memberikan pemaparan tentang metode Yanbu’a, mengingatkan kepada peserta akan pentingnya Al-Qur’an dalam hidup manusia.
“Al-Qur’an menjadikan hidup lebih bahagia serta menjadi penolong dihari kiyamat kelak. Yanbu’a merupakan suatu kitab Thoriqoh (metode) untuk mempelajari baca dan menulis serta menghafal Al-Qur’an dengan cepat, mudah dan benar baik untuk anak-anak ataupun orang dewasa,” urainya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa dengan membaca dan mempelajari Al-Qur’an maka akan dapat membersihkan hati dari sifat-sifat yang negatif. “Al-Qur’an bisa membersihkan hati yang berkarat. Jika dalam keseharian kita masih cenderung pada hal-hal yang positif seperti lebih memilih acara-acara pengajian dibandingkan acara musik-musik atau gosip di TV maka kita masih memiliki hati yang bersih. Jika hati kita tertutup oleh karat maka akan terbalik, yang seharusnya senang dengan kebaikan menjadi senang kepada hal-hal yang jelek-jelek,” paparnya. (hms)





