Temanggung– Untuk meningkatkan kompetensi para guru dalam pelaksanaan Kurikulum 13, MTsN 2 Temanggung mengadakan kegiatan Workshop Kurikulum 2013, di Aula MTsN 2 Temanggung, Kamis (5/9). Pemateri kegiatan ini Hj. Amiroh Ambarwati, widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan Semarang yang membahas tentang regulasi Kurikulum 2013 dan analisis SKL, KI dan KD. Dilanjutkan dengan pembahasan penyusunan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, Model dan Media pembelajaran), penilaian autentik dan Analisis materi ajar.
Kegiatan ini diikuti oleh 58 peserta yaitu seluruh Guru MTsN 2, dan dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Saefudin, yang sekaligus menyampaikan materi tentang kebijakan Kementerian Agama terhadap Implementasi Kurikulum 2013. Turut dhadir dalam acara ini Kasi Pendidikan Madrasah, Kepala MTsN 2 Temanggung dan Pengawas MTs.
Kepala Kantor Kementerian Agama dalam arahannya menyampaikan harapannya agar kegiatan ini berjalan lancar, dapat menambah pengetahuan dan sekaligus meningkatkan kompetensi guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan madrasah, khususnya di MTsN 2 Temanggung.
Saefudin menyampaikan kekhawatirannya mengenai rusaknya mental siswa dewasa ini, dibuktikan dengan adanya survei yang menyatakan 70% dari seluruh siswa di Indonesia menunjukkan perilaku yang buruk dan menyimpang. Hal ini tidak terlepas dengan buruknya kompetensi tenaga pendidik di Indonesia. Untuk itu, diperlukan sebuah terobosan baru untuk merubahnya, dimulai dari meningkatkan keprofesionalitasan tenaga pengajar terlebih dahulu. “Memperbaiki etika guru dengan memberi contoh yang baik kepada anak didik dan menghargai potensi anak didik,” tuturnya.
Dihadapan seluruh peserta workshoop, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung juga memaparkan dengan singkat mengenai kurikulum berkarakter yakni Kurikulum 2013 dimana sebagai sekolah yang berlatar belakang Islam, dalam penerapan K-13 di MTs-MTs harus lebih menekankan karakter spiritual, tidak hanya pintar dalam bidang akademik, peserta didik juga harus berakhlak mulia.
Diakhir sambutannya, Saefudin menghimbau kepada seluruh guru agar menganggap anak didik sebagai anak sendiri agar tumbuh rasa cinta yang tulus dalam penyampaian segala materi belajar. Beliau juga mencontohkan kunci mengajar yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) yakni dengan 5 M : Mengamati, Menanya, Mengumpulkan data, Mengasosiasikan dan Mengkomunikasikan.(sr)