Temanggung (Humas) – Dalam rangka mengimplementasikan pelaksanaan Kurikulum Merdeka tahun pelajaran 2024/2025, MAN Temanggung menggelar Workshop Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024, Rabu (19/06/2024).
Dalam laporannya Ketua Panitia Sriyani Widianingsih menyampaikan kegiataan PKB ini diselenggarakan oleh MGMP MA dengan tujuan pengembangan kemajuan nilai ajar dan analisis kelemahan serta penggiatan dalam peningkatan kualitas pembelajaran untuk menuju program pembelajaran yang religius dan menciptakan siswa yang berkarakter.
Sementara Kepala MAN Temanggung. Ali Masyhar dalam sambutan singkatnya menyampaikan bagaiman seorang guru mentransfer bahan ajar yang bisà diterima dan dipahami peserta didik, dan bagaimana seorang guru mendidik yaitu menanamkaan nilai-nilai edukasi yang baik terhadap peseřa didik dalam membentuk atau menciptakan peserta didik yang mempunyai sopan santun, kebiasaan baik dàn terciptanya peserta didik yang santun, sopan, punya adat istiadat yang baik.
Pada kesempatan yang sama Kakankemenag Kab.Temanggung, Fatchur Rochman dalam arahannya menyampaikan perlunya diselanggarakan workshop ini.
Kurikulum merupakan nafas dari sistem pendidikan yang ada di dunia pendidikan dalam menarik minat masyarakat agar bersimpati pada sekolah / Madrasah dalam menitipkan anak-anaknya pada madrasah yang dipandàng mampu mengangkat atau menjadikan anak yang berkarakter, tekun, dan disiplin.
“Kurikulum juga merupakan landasan bagi pendidikan sebagai indikasi untuk dibawa kemana nilai ajar yang disampaikan untuk diserap pada peserta didik,“ ujarnya.
Seperti diawal tahun 1947 kurikulum pendidilan dibentuk dalam menyamakan sistem ajar yang diteràpkàn, tahun 1952 kurikulum diubah dengan adanya penambahan sistem dalam menerapkan nilai ajar, dilanjutkan tahun 1964, kurikulum dirubah dengan memfokuskan pada bidang ketrampilan dan pendidikan moral, tahun 1968 ditambah dengan pemfokusan pada jenjang pendidikan yang dimulai dari jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan sampai pada perkulihaan, pada tahun 1975.
Pemerintah dengan program REPELITA nya dengan program pembangunan 5 tahunnya, dilanjutkaan dengan perubahan pada 1984 tentang pengenalan dalam Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa , tahun 1999 kurikulum yang dilaksanaka atas kombinasi kurikulum tahun 1975 dan 1984, tahun 2004 adanya kurikulum berbasis kompetensi, 2006 kurikulum dilaksanakn pada tingkat satuan pendidikan dan pada tajun 2013 diterapkan yang terkenal dengan kurikulum K-13 kurikulum ini tidak lain dalam progràm membentuk siswa aktif, kreatif dan inovatif dan selanjutnya sampai sekarang terbitnya kurikulum Merdeka.
”Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan. Perubahan zaman inipun berdampak pada perubahan cara kita mendidik dan berkomunikasi dengan anak. Maka tujuan diadakannya workshop ini ialah agar seorang guru memiliki keprofesionalan dalam mendidik anak-anak sesuai kebutuhannya saat ini.” jelasnya.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber, Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Semarang Rr. Sri Sukarni Katamwatiningssih. Diharapkan dengan adanya kegiatan workshop ini, guru tidak hanya bertanggung jawab untuk mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi juga memiliki peran yang lebih luas dalam membantu siswa berkembang secara holistic.(sr)