Temanggung (Humas) – Menanggapi tren viral Tepuk Sakinah di media sosial, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bulu melakukan survei singkat, melalui sebaran kuesioner kepada peserta yang telah selesai mengikuti bimbingan perkawinan, Selasa (30/9/2025).
Dan hasil menunjukkan antusiasme tinggi dari peserta bimbingan perkawinan terhadap yel-yel tepuk sakinah ini. Dari 24 responden, 91,7 persen menyatakan tepuk sakinah sangat menyenangkan dan mudah diingat, hanya 8,3 persen yang menilai cukup baik atau biasa saja.
Dari hasil survei ini, membantah anggapan bahwa tepuk sakinah hanya cocok untuk anak-anak, ujar Plt. Kepala KUA Kec. Bulu Ahmad Minannurohman.
Antusiasme peserta juga terlihat saat mengikuti bimbingan perkawinan mereka sangat bersemangat bertepuk tangan dan meneriakkan yel-yel tersebut. Liriknya mudah dihafal ucap salah satu peserta.
Yel-yel ini, pada mulanya merupakan salah satu pilihan ice breaking untuk mencairkan suasana dalam proses penyampaian materi bimbingan perkawinan, mengingat dalam bimbingan perkawinan metode pembelajaran yang digunakan bukan hanya pembelajaran model ceramah namun juga mengintegrasikan model diskusi interaktif, dinamika kelompok dan juga ice breaking. Yel-yel ini diadaptasi dari lagu “Kalau Kau Suka Hati, Tepuk Tangan” dengan irama sederhana, namun memiliki makna filosofis yang dalam karena merepresentasikan 5 (lima) pilar keluarga sakinah yang diajarkan dalam bimbingan perkawinan yakni Zawaj (berpasangan), Mitsaqan Ghaliza (janji kokoh), Mu’asyarah bil Ma’ruf (saling cinta, saling hormat, saling jaga), Taradhin (saling ridho) dan musyawarah.
Lebih lanjut, hasil survei KUA Bulu memperlihatkan tanggapan positif atas diajarkannya yel-yel tepuk sakinah sebagai ice breaking, ada 66,7 persen (16 responden) setuju, 25 persen (6 responden) sangat setuju, dan hanya 8,3 persen (2 responden) yang netral. Tidak ada peserta yang menolak atau mengemukakan keberatan yang serius terhadap kegiatan ini. Data ini juga membantah anggapan bahwa tepuk sakinah hanya cocok untuk pembelajaran anak-anak (pedagogi) dan tidak cocok untuk pembelajaran orang dewasa (andragogi). Data mengungkapkan latar belakang pendidikan terakhir peserta sangat beragam; mulai dari SD, SMP, SMA, Sarjana hingga Pascasarjana, menunjukkan bahwa metode ini dapat diterima dan dirasakan efektif bagi semua kalangan anak-anak maupun dewasa.
Bahkan, ketika peserta ditanya apakah tepuk sakinah membantu calon pengantin mengingat nilai-nilai penting dalam pernikahan yang meliputi 5 (lima ) pilar keluarga Sakinah, 58,3 persen peserta menjawab ”sangat membantu”, sedangkan 41,7 persen peserta menjawab “membantu”, yang artinya adalah 100 persen peserta menyatakan yel-yel tepuk sakinah ini bermanfaat. Salah seorang pasangan calon pengantin menyampaikan apresiasi : “Tepuk sakinah bisa menjadi metode yang mudah dan sederhana dalam mengedukasi pasangan suami istri atau calon pasangan suami istri tentang nilai-nilai penting dalam keluarga,” ungkapnya. Dengan adanya manfaat yang telah terbukti, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bulu berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan bimbingan perkawinan sebagai salah satu layanan unggulan, termasuk kegiatan ice breaking seperti “Tepuk Sakinah” maupun inovasi lainnya. KUA Bulu juga terbuka untuk mengembangkan metode baru yang bisa lebih efektif, menyenangkan dan berpegang pada nilai-nilai Islam. (y)