Temanggung– Untuk mengukur pencapaian standar kompetensi lulusan mata pelajaran pada jenjang madrasah aliyah secara nasional, MAN Temanggung mengadakan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (UAMBN-BK), yang telah dimulai dari tanggal 09-11 Maret 2020 dan diikuti 415 siswa kelas XII.
Mengingat jumlah siswa yang lebih banyak dari jumlah unit komputer yang ada, maka pelaksanaan UAMBNBK di MAN Temanggung dibagi menjadi 5 ruang dengan 3 sesi. Sesi pertama mulai pukul 07.30-09.00, sesi kedua pukul 10.00-11.30 dan sesi ketiga pukul 13.00-14.30.
Di hari pertama UAMBN-BK, mata pelajaran yang dihadapi oleh siswa peserta ujian adalah Al Quran Hadist. Sedangkan hari kedua adalah Fikih, dan mata pelajaran yang diujikan di hari ketiga adalah Sejarah Kebudayan Islam (SKI).
Suhadi selaku Waka Bidang Kurikulum mengatakan, “Pelaksanaan UAMBN-BK ini merupakan suatu proses untuk mengukur capaian hasil belajar dan untuk mengendalikan mutu madrasah bagi guru maupun siswa. Besar harapan semua dapat berjalan dengan lancar dan tertib sampai hari pelaksanaan UAMBN-BK berakhir, serta sisiwa mendapatkan hasil UAMBN-BK yang memuaskan,“ harapnya.
Sedangkan Kepala MAN Temanggung, Khoeroni Hadi menyampaikan, “Pelaksanaan UAMBN-BK ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Persiapan ini berupa peralatan komputer maupun jaringan internet ke pusat yang sudah dipersiapkan secara matang. Selama tiga hari pelaksanaan, mudah-mudahan para siswa bisa mengikuti ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang bagus,“ katanya.
UAMBN-BK ini dilaksanakan selama 3 hari ke depan. Salah satu jenis rangkain ujian Kelas XII ini adalah untuk mengujikan khusus 3 mata pelajaran Pendidikan agama islam (PAI). Yaitu Qur’an Hadits, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Jika dibandingkan dengan UAMBN-BK tahun kemarin cukup berbeda karena, yang diujikan 5 mata pelajaran PAI. Kali ini untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak dan Bahasa Arab tidak dimasukkan dalam UAMBN-BK namun diujikan dalam jenis ujian yang lain yaitu Ujian Sekolah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (USBN-BK). Hal disebabkan pihak Kementerian Agama sebagai penyelenggara mempertimbangkan kaitan dengan tolak ukur kompetensi dari mata pelajaran Aqidah Akhlak yang lebih memprioritaskan sikap dan mata pelajaran Bahasa Arab yang juga memprioritaskan keterampilan berbahasa.(sr)