Temanggung – Direktur Urusan dan Pendidikan Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi meresmikan purna pugar Vihara Dharmaguna Avalokhitesvara Dusun Sembong, Desa Gandon, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung bersama Bupati Temanggung, HM. Al Khadziq, Plt. Bimas Buddha Jawa Tengah, I Dewa Made Artana, Penyelenggara Buddha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Suwardi, Kompol Satya Budi Waspada mewakili Kapolres Temanggung, Camat Kaloran, Ja'far Khudori, Kapolsek Kaloran, AKP Tajudin, perwakilan Koramil Kaloran, Kepala Desa Gandon, Ketua FKUB Muhammad Sholeh, tokoh agama dan tamu undangan, Minggu (27/2).
Turut hadir pula, Budiharto Hasbun mewakili Ketua DPP Walubi, Bhiksu Samantha Kusala Mahasthavira dari Dewan Sangha, Bhante Subcharo, Bhiksu Sangha dan umat Buddha.
Peresmian ditandai dengan penendatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Bupati Temanggung, HM Al Khadziq bersama Direktur Urusan dan Pendidikan Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI Supriyadi. Dalam sambutannya, Supriyadi berpesan bahwa vihara mempunyai fungsi : sebagai tempat pembinaan diri serta melatih diri hingga mencapai pencerahan, sebagai tempat pemberdayaan umat, sebagai sarana pendidikan, sebagai sarana pengembangan kesenian Buddhis.
Selanjutnya Supriyadi mengajak kepada segenap umat Buddha untuk bersama-sama menjaga kerukunan antara sesama umat Buddha, kerukunan umat Buddha dengan umat lain, umat Buddha dengan pemerintah sehingga membawa iklim sejuk dalam masyarakat. Dengan diselesaikannya pembangunan vihara diharapkan diikuti dengan perbaikan menagemen vihara serta memaksimalkan potensi vihara.
Sementara Bupati menyampaikan terima kasih kepada seluruh umat Budha dan tamu undangan, karena dalam acara peresmian purna pugar vihara tetap mematuhi protokol kesehatan dan semua memakai masker. Bupati mengungkapkan, bahwa Kabupaten Temanggung adalah Kabupaten inklusif, kabupaten yang plural untuk seluruh masyarakat, tanpa pernah membedakan pandangan, golongan dan ras.
“Saya ucapkan terima kasih kepada para Bhante, Suhu, Bhiksu, dan Sangha. Selama ini telah membina umat Buddha di Kabupaten Temanggung sedemikian rupa, sehingga umat Buddha di Kabupaten Temanggung yang jumlahnya sangat besar ini, mampu memberikan kontribusi dalam tatanan masyarakat, sehingga sampai saat ini, Temanggung tetap Tentrem, tetap Gandem, tetap Marem,” ungkapnya.
Selanjutnya dijelaskan, Pemkab Temanggung selalu ingin agar setiap agama di Kabupaten Temanggung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di lingkungan umat masing-masing. Agar agama mampu menanamkan nilai-nilai kebaikan dan cinta kasih dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah selalu mendukung pembangunan rumah ibadah bagi semua agama di Kabupaten Temanggung.
“Mulai tiga tahun yang lalu, Pemerintah Kabupaten Temanggung memberikan insentif bulanan untuk para guru keagamaan, termasuk para guru agama Buddha,” imbuh Bupati.
“Niat pemerintah untuk ikut memajukan semua agama, itulah yang harus kita perhatikan, semoga ke depan keuangan daerah lebih bagus lagi, maka insentif guru keagamaan bisa kita berikan lebih besar,” ungkapnya.
Pemerintah daerah ingin membentuk tatanan masyarakat Temanggung yang berkeadilan, saling menghormati, saling menebarkan cinta kasih dan saling mendukung. Maka tercipta kemaslahatan dan kebaikan dalam hidup bermasyarakat, dan terjalin hubungan yang harmonis.
“Semoga peresmian purna pugar vihara ini, semakin membuat umat Budha kusyu' beribadah, semakin membuat umat Buddha merasa nyaman dan semoga vihara ini berkah, ikut menciptakan kesejahteraan lahir batin masyarakat,” tandas Bupati.
Dalam acara peresmian, dimeriahkan persembahan tari Gambyong Pare Anom oleh empat penari dari mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Wonogiri dan paduan suara anak-anak Sekolah Minggu Buddha Dharma Sanghara, ditutup doa oleh Bhante Subcharo.(sr)