Temanggung – Pemilihan Penyuluh Agama Islam Fungsional Teladan Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan penting tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Temanggung. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung. Peserta yang ditetapkan sebagai Juara tingkat Kabupaten berhak untuk ikut menjadi peserta pada pemilihan Penyuluh Agama Islam Fungsional Teladan pada Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini bukan semata mata sebagai ajang kejuaran lebih dari itu kegiatan ini diproyeksikan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan skill kepenyuluhan. Dengan demikian para penyuluh bisa menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya, tujuannya adalah terlaksananya kegiatan pemilihan Penyuluh Agama Islam Fungsional teladan tingkat Kabupaten Temanggung.
Melalui Seleksi Penyuluh Agama Islam Teladan Tingkat Kabupaten Temanggung Tahun 2017 yang digelar Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Senin (17/04) terpilih Arsadi Penyuluh Agama Fungsional pada KUA Kec. Bulu keluar sebagai Juara 1 dan berhak mewakili Kabupaten Temanggung pada ajang Pemilihan Penyuluh Agama Teladan Tingkat Provinsi Jawa Tengah, jelas Kepala Seksi Bimas Islam, Thowaf.
Arsadi terpilih sebagai juara 1 setelah melalui 3 penilaian yaitu : Penilaian prestasi dan pengabdian penyuluh, Penilaian naskah bimbingan dan kepenyuluhan dan Penilaian presentasi makalah kelompok binaan di hadapan tim penilai. Juara 1 Penyuluh Teladan tingkat Kabupaten Temanggung ini akan mewakili Kabupaten Temanggung ke tingkat Provinsi Jawa Tengah.
“Saya tak menyangka, dari 12 penyuluh agama di Kabupaten Temanggung kemarin ditetapkan menjadi yang terbaik,” ujarnya. Menurutnya, proses seleksi di tingkat Kabupaten harus membuat makalah, kemudian dipresentasikan. “Dalam makalah tersebut juga saya ceritakan solusi permasalahan ini harus menggunakan pendekatan agama,” katanya.
“Tantangan terbesar sebagai penyuluh agama itu adalah menyesuaikan diri dengan masyarakat, awalnya memang ada kendala, tapi akhirnya masyarakat mulai memahami,” jelasnya.(sr)