Temanggung – Masjid sebagai tempat terbaik di muka bumi, selain sebagai tempat orang sholat, berdzikir, bersolawat, juga sebagai tempat untuk ibadah sosial lainnya. Demikian disampaikan oleh Ketua Tanfidziah PCNU Kabupaten Temanggung KH.M Furqon dihadapan peserta acara silaturahim dan Rakorcab LTMNU ( Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama ) Temanggung Sabtu(27/03).
“Selain itu penting juga agar masjid harus jadi pusat pergerakan Islam, perlu masjid difungsikan lebih luas lagi. Tak hanya untuk kepentingan ibadah, namun juga untuk kepentingan sosial kemasyarakatan,” lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Prapak tersebut.
Selanjutnya diharapkan agar masjid benar-benar dikelola dengan baik, dengan manajemen yang akuntabel. Tujuannya agar para jamaah dapat beraktifitas di masjid dengan nyaman, aman dan khusyuk. Untuk memaksimalkan peran masjid, penting perlu diterapkan tiga aspek manajemen yaitu idaroh, imaroh dan riayah.
Dengan aspek idaroh, pengelolaan masjid diatur dalam sebuah organisasi dan administrasi yang baik. Aspek imaroh, berarti pengelolaan masjid yang berkaitan dengan mengembangkan dan memberdayakan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah. Seperti misalnya, kegiatan ibadah (sholat lima waktu, sholat Jum’at, sholat Id), majelis taklim, pembinaan remaja masjid, penerbitan buletin dan pengelolaan perpustakaan.
Untuk aspek manajemen riayah, para pengurus berupaya untuk memelihara, menjaga dan mengembangkan fisik dan fasilitas masjid, termasuk menjaga keamanan dan kenyamanan masjid. Seperti misalnya, menjaga kebersihan masjid, dan menjaga keamanan jamaah, baik lahir maupun batin. Selanjutnya ditegaskan oleh KH M. Furqon dengan ketiga aspek itu, maka fungsi dan aktifitas masjid diharapkan dapat berjalan dengan baik.
Acara Silaturahim LTMNU yang dilaksanakan di RM Omah Kebun itu juga di hadiri Rois Syuriah KH. Yacub Mubarok, Kepala Kantor Kemenag, Kabag Kesra Pemkab Temanggung, pengurus PC LTM NU dan pengurus kecamatan se kabupaten Temanggung.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung KH Ahmad Muhdzir berharap agar masjid dapat dijadikan sebagai pusat peradapan dan moderasi beragama.
“Masjid harus mampu menjadi pusat peradapan untuk mengkaji masalah keagamaan dan sosial, serta mampu menjadi tempat tumbuh dan berseminya moderasi beragama,” paparnya.
“Masjid harus dijauhkan dari upaya untuk mendoktrin faham yang intoleran dan radikal. Mengembalikan fungsi masjid sebagaimana zaman Rasulullah SAW merupakan tugas yang harus diemban oleh pengurus LTMNU di semua tingkatan,“ pungkasnya. (nm)