Temanggung (Humas) – Kementerian Agama bersama Umat Buddha di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menggelar Gebyar Waisak 2024. Peringatan Tri Suci Waisak 2578 BE ini memiliki pesan khusus kepada umat bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan dan pertentangkan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, Sabtu (15/6).
Ribuan Umat Buddha padati lapangan Jatisari, Desa Tlogowungu, Kecamatan Kaloran untuk ikuti puncak acara Gebyar Waisak Temanggung 2024. Hadir dalam kegiatan tersebut, Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Supriyadi, Pembimas Budhha Kanwil, Karbono, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan SDM, Edi Cahyadi, Kepala Kankemenag Kab. Temanggung, H. Fatchur Rochman didampingi Penyelenggara Buddha, Suwardi dan staf penyelenggara Buddha, Camat Kaloran, Yuli Riastiana dan jajarannya, serta tamu undangan lainnya.
Ketua Panitia Gebyar Waisak Umat Buddha Temanggung Yamno mengatakan, pentas seni SMB tahun 2024 dikemas lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya bertujuan untuk merespons antusiasme generasi muda yang kian tinggi dalam berkesenian lokal.
Menurutnya SMB yang jumlahnya mencapai 80 lokasi di Kabupaten Temanggung menjadi ruang efektif dan interaktif untuk mengembangkan bakat dan minat anak-anak muda Buddha.
“Rangkaian Gebyar Waisak Kabupaten Temanggung 2024 ini bisa menghibur masyarakat sekaligus memperkuat kerukunan umat beragama. Apalagi, kegiatan akbar ini banyak didukung dan melibatkan umat dari pemeluk agama lain seperti dalam pembinaan, pelatihan hingga keamanan. Praktik moderasi beragama yang tertanam baik ini, diharapkan terus kokoh sehingga mampu membentengi upaya pihak lain yang berupaya mengoyaknya,” jelasnya.
Sementara Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Supriyadi menyampaikan ucapan selamat kepada ribuan umat Buddha.
“Selamat Hari Raya Waisak, semoga berkah Waisak akan membawa kita semakin baik, semakin maju dalam berkontribusi bagi pembangunan bangsa, negara dan agama. Kali ini, di kota Temanggung khususnya akan diselenggarakan kegiatan yang mungkin baru pertama kali menampilkan kolaborasi antara kebudayaan setempat dan seni modern. Itulah sesungguhnya bagian dari kontekstualisasi atas nilai-nilai keagamaan yang kita yakini. Agama harus hidup di masyarakat, bahwa agama harus menjiwai kehidupan kita sehari-hari,” jelasnya.
Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada para pimpinan daerah camat, kepala desa, Bupati yang telah membimbing masyarakat khususnya umat Buddha Temanggung untuk bisa hidup berdampingan dan hidup rukun sesama warga di Kabupaten Temanggung. Terbukti dengan adanya beberapa kegiatan peringatan Waisak dapat berjalan dengan baik dan lancar. “Semoga jaringan kerukunan yang telah terjadi dengan baik ini agar dapat terpelihara dan terjaga dan dikembangkan lebih baik lagi kedepannya. Mari kita wujudkan bahwa kita semua adalah orang-orang yang mempunyai kontribusi bagi pembangunan bangsa. Semoga kehadiran kita hari ini menjadi bukti nyata sebagai wujud bahwa keharmonisan masyarakat Temanggung nyatanya ada dan terus terjaga,” harapnya
Dalam kesempatan tersebut, Supriyadi juga menyerahkan penghargaan kepada puluhan pemuka agama Buddha dan tokoh masyarakat di Kabupaten Temanggung yang dinilai telah berperan aktif dalam mewujudkan dan menjaga kerukunan umat beragama. Selain bentuk apresiasi, Supriyadi berharap penghargaan ini juga menjadi inspirasi khususnya bagi generasi muda Buddha untuk terus berkontribusi aktif dalam mewujudkan hidup yang rukun dan berdampingan dengan seluruh masyarakat di Temanggung.
Sementara Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan SDM, Drs. Edi Cahyadi, MM dalam membacakan sambutan Pj. Bupati Temanggung menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Waisak kepada seluruh umat Buddha.
“Hari ini adalah momen yang sangat penting bagi kita semua, terutama bagi umat Buddha yang merayakan Hari Raya Waisak. Waisak adalah waktu untuk merenungkan ajaran-ajaran luhur Sang Buddha, yang mengajarkan kita tentang cinta kasih, kedamaian dan kebijaksanaan. Semoga semangat Waisak ini senantiasa membawa ketenangan dan kebahagiaan bagi kita semua,” jelasnya.
Lebih lanjut Edi Cahyadi menyampaikan bahwa pada kesempatan ini, kita juga akan menyaksikan pentas kesenian rakyat yang diselenggarakan sebagai bagian dari acara Gebyar Waisak. Pentas kesenian rakyat ini bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga merupakan upaya kita untuk melestarikan dan memperkuat kecintaan anak-anak dan generasi muda terhadap budaya Indonesia. “Kesenian rakyat adalah salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Melalui kegiatan ini, kita berharap dapat menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya bangsa di dalam hati generasi penerus kita,” ungkapnya.(sr)