Temanggung – Gugus Depan Pangkalan MTsN Parakan menyelenggarakan Kemah Bakti selama tiga hari, mulai Sabtu-Senin (22-24/04) di lapangan Kecamatan Kledung. Dimana kemah bakti ini diikuti oleh 157 orang anggota pramuka pengalang (putri 83 orang dan putra 74 orang).
Ketua panitia penyelenggara sekaligus pembina Pramuka, Raokhmadi, dalam laporannya mengatakan, kegiatan kepramukaan ini adalah satu-satunya kegiatan yang dipilih oleh peserta didik, karena didalam kepramukaan kegiatannya merupakan yang paling sempurna dibandingkan dengan kegiatan organisasi lainnya.
Banyak organisasi yang melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan-kegiatan generasi muda, seperti kegiatan mapala, pecinta alam, pores trekking, mendaki gunung, memanjat tebing dan lain sebagainya. Tetapi kalau diperhatikan dalam organisasi kepramukaan khususnya kegiatan yang ada di dalamnya, maka kegiatan kepramukaan inilah yang paling lengkap.
Dalam sambutannya, Kepala MTsN Parakan, Agus Salam menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan kemah bakti ini adalah karena gerakan kepramukaan gugus depan pangkalan MTsN Parakan ini mengalami pasang surut, sehingga bagaimana upaya dan usaha untuk menggairahkan serta inisiatif dari para andalan di gudep ini bisa di bangkitkan semangatnya kembali. Sebagai wujud kerja sama dan upaya itulah sehingga kegiatan kemah bakti yang digelar di daerah ini bisa terlaksana. “Ini berkat dukungan dan peran serta yang luar biasa dari seluruh pembina dan para andalan ditingkat Gugus depan ini,”kata Agus Salam, disamping itu juga bertujuan untuk melatih para pramuka agar mampu menjadi pemimpin masa depan. Di dalamnya, panitia telah menyiapkan serangkaian agenda untuk mencetak pramuka-pramuka yang siap mengabdi kepada masyarakat.
“Pramuka dengan jiwa survival-nya harus bisa mempertahankan kemandirian dan bisa tampil sebagai garda terdepan. Maka dari itu mereka harus dibekali dengan persiapan-persiapan agar bisa juga bersaing di tingkat global,” imbuhnya.
“Kalau kita mau masuk TNI, ada di pramuka, mau ikut pecinta alam, itu ada di pramuka, mau mendaki gunung ada di pramuka, mau taat kepada ajaran agama, ada di pramuka dan lain sebagainya, Oleh karena itu para peserta didik yang ingin bergabung di kegiatan kepramukaan itu tidak akan rugi,”jelas Agus Salam.
Lebih lanjut dikatakan, pendidikan kepramukaan yang selama ini adalah termasuk pendidikan luar sekolah yang mendukung pendidikan di sekolah maupun pendidikan dalam keluarga.Tetapi dengan berlakunya kurikulum baru itu, kegiatan pendidikan kepramukaan bukan lagi termasuk pendidikan luar sekolah, tetapi sudah menjadi bagian dari pendidikan dalam sekolah.Dengan demikian, ini merupakan tantangan bagi setiap guru untuk mau tidak mau harus memperdalam ilmu dalam bidang kepramukaan, tutupnya.(sr)