Temanggung (Humas) – FKUB Temanggung mengadakan kegiatan Ngobrol Penanaman Nilai Universal Agama dan Jiwa Nasionalis Bagi Siswa SMP/MTs, SMA/MA/SMK Kabupaten Temanggung Menuju Indonesia 2045. Kegiatan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Parakan dengan diikuti sebanyak peserta 200 yang terdiri dari guru pendamping dan siswa lintas agama, Rabu (23/10/2024).
Acara dibuka oleh PJ. Bupati Temanggung, Hari Agung Prabowo. Dalam sambutannya Pj. Bupati Temanggung menyampaikan Generasi Emas 2045 merupakan sebuah wacana dan gagasan dalam rangka mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten dan berdaya saing tinggi. Diseminasi gagasan itu gencar dilakukan untuk menginspirasi generasi muda agar lebih bersemangat dalam belajar dan berkarya disegala bidang.
“Pada momentum satu abad kelak Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara maju dan sejajar dengan negara adidaya lainnya. Hal itu dapat diwujudkan jika generasi muda memiliki kompetensi, kreativitas dan inovasi yang tinggi,“ ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan kemajuan suatu bangsa juga dapat dilihat dari rasa nasionalisme generasi muda pada bangsa mereka sendiri sebagai bentuk manifestasi identitas dan budaya, termasuk bahasa dan sastra. Pengaruh globalisasi sedikit demi sedikit mengikis akar budaya bangsa. Salah satunya adalah kemunduran penggunaan bahasa Indonesia di ruang-ruang publik, seperti penamaan bangunan dan kawasan. Fenomena itu menunjukkan bahwa superioritas bahasa asing lebih tinggi daripada bahasa Indonesia.
Minimnya rasa nasionalisme generasi muda juga dapat dilihat dari fenomena xenomania atau kesukaan yang berlebihan terhadap segala sesuatu yang berasal dari luar negeri, baik bahasa, sastra, maupun budaya. Fenomena itu sedikit banyak berpengaruh pada pergeseran identitas dan budaya generasi muda bangsa Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Kepala Kankemenag Kab. Temanggung, H. Fatchur Rochman selaku pemateri menyampaikan tema Peta Jalan Penguatan Moderasi Beragama.
H. Fatchur Rochman menyampaikan terdapat empat pilar dalam peta jalan penguatan moderasi beragama yakni menghargai nilai-nilai kebangsaan, nilai toleransi, anti kekerasan dan menghargai tradisi dan budaya.
“Ada empat pilar dalam penguatan moderasi beragama yakni menghargai nilai kebangsaan kemudian nilai toleransi lalu anti kekerasan dan menghargai nilai tradisi,” urainya.
Fatchur Rochman mengungkapkan jika pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan sangat dibutuhkan dalam penguatan moderasi beragama. Sebab dengan adanya hal tersebut, akan memberikan ruang bagi masyarakat untuk menerima perbedaan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Namun pemahaman terhadap nilai kebangsaan tidaklah cukup dalam penguatan moderasi beragama tanpa ditopang oleh penanaman nilai toleransi didalamnya. Menurutnya, toleransi adalah bagian yang tidak tepisahkan dari nilai kebangsaan.
Toleransi dianggap sebagai implementasi dari pemahaman nilai-nilai kebangsaan. Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan baik individu maupun kelompok.
Saling menghargai dan menghomati perbedaan ungkap kakanwil, merupakan sikap yang telah lama tertanam pada jiwa masyarakat Indonesia. Sehingga nilai toleransi dijadikan sebagai salah satu nilai yang harus dipertahankan khususnya dalam pengungatan moderasi beragama.
Anti kekerasan juga menjadi pilar penting dalam penguatan moderasi beragama. karena sikap anti kekerasan dapat meredam pemicu konflik serta mengedepankan pendekatan persuasif dalam menyelesaikan persoalan.
Selain itu, perbedaan tradisi dan budaya di lingkungan masyarakat sering memicu terjadinya kesalahpahaman dan konflik. Sehingga penghargaan terhadap nilai tradisi ataupun budaya juga menjadi pilar penting dalam penguatan moderasi beragama.
Pemateri kedua H. Ahmad Sholeh selaku Ketua FKUB Temanggung mengambil tema yang beliau sampaikan adalah membangun jati diri Generasi Bangsa menuju Indonesia Emas 2045
“ Generasi Emas adalah generasi yang mempunyai jati diri, kepribadian, mempunyai jiwa patriot, nasionalis dan primodialis yang positif, “ ujarnya.
Generasi Emas 2045″ merujuk kepada generasi yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa Indonesia pada tahun 2045. Generasi ini diinginkan memiliki karakteristik seperti energik, multitalenta, aktif dan spiritual.
Persiapan generasi emas 2045 melibatkan pembangunan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) sebagai landasan utama. Tujuan dari persiapan generasi emas 2045 adalah untuk menciptakan pemimpin-pemimpin yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Menurutnya, generasi muda saat ini adalah sumber daya manusia Indonesia yang akan membawa dan menentukan kemajuan Indonesia di masa depan. Karenanya, Ahmad Sholeh berpesan agar generasi muda saat ini untuk kerja keras, kejar mimpi besar, berusaha sekuat tenaga demi diri kalian sendiri dan demi Indonesia. (fk)