Temanggung – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung melalui Seksi Bimas Islam menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah bagi penghulu se-Kabupaten Temanggung. Lomba berlangsung di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Selasa (16/04).
Kegiatan tersebut diikuti oleh 20 peserta utusan dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamtan se Kabupaten Temanggung dan Penyuluh Agama Islam.
Kasi Bimas Islam, Ahmad Sugijarto sebagai panitia pelaksana mengatakan, salah satu tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas serta kompetensi Kepala KUA, Penghulu serta para Penyuluh Agama Islam. Acara dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Drs. H. Saefudin, M.Pd sekaligus sebagai juri.
Dalam sambutannya Kepala Kantor mengatakan, kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah merupakan rutinitas setiap tahun yang musti dilaksanakan oleh setiap Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk meningkatkan wawasan dan keilmuan para peserta khususnya penghulu.
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan tersebut merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui dan kegiatan seperti ini akan berlangsung sampai tingkat nasional. Namun, ia berharap ada inovasi khususnya bagi peserta dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung yang nanti hasil karyanya yang terpilih ketingkat provinsi.
“Kegiatan seperti ini merupakan rutinitas tahunan yang dilaksanakan sebagai tahapan yang harus dilalui dan kegiatan ini akan berlanjut sampai ketingkat nasional. Namun, kami berharap kalau perlu hasil karya tulis yang terpilih ketingkat Provinsi bisa mencapai ke tingkat Nasional. Dalam artian karya tulis yang terpilih, kita persiapkan bisa dimuat di media berskala nasional. Hal tersebut merupakan salah satu inovasi yang perlu kita upayakan”, harap Saefudin.
Selanjutnya Kepala Kantor mengingatkan bahwa inti dari kegiatan tersebut agar para penghulu dan penyuluh bisa memberikan pelayanan terbaik di tengah-tengah masyarakat walaupun lewat tulisan itu sendiri.
“Upayakan penulisan karya tulis ilmiah ini dapat memiliki nilai lebih, utamanya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Seperti mengangkat kearifan lokal budaya kita, sehingga dapat meningkatkan peran penyuluh kita di masyarakat,” pungkasnya.(sr)